Kontribusi

Setiap klik iklan yang ada pada blog, berarti anda sudah turut berkontribusi dalam pengembangan blog ini

Friday 6 February 2015

Resume Buku Pilar-Pilar Kebangkitan Umat

PILAR-PILAR KEBANGKITAN UMAT
INTISARI BUKU MAJMU’ATUR RASAIL
Karangan : Prof. Dr. Abdul Hamid Al-Ghazali


Resume By Risdalina (Owner Niche Wisuda)



Kata Pengantar KH. Rahmat Abdullah
·         Buku ini menggali dari berbagai sudut pemikiran imam syahid Hasan Al-Banna
·         Hasan Al-Banna menggambarkan adanya Gazwul Alam Islami (Invasi terhadap dunia islam) seperti yang terjadi saat ini, dunia islam dililit hutang, diremukan korupsi dan konflik horizontal, ditenggelamkan budaya materialistik,dan dijajah dalam bentuk tampilan yang lain.
·         Pengarag menggambarkan invasi militer dan kelihaian diplomatik bekerja dalam empat koridor besar, Dominasi perekonomian, pembusukan politik, westernisasi pendidikan, dan penghancuran akhlak.
·         Urgensi penulisan manhaj kebangkitan agar “tak ada lagi alasan orang yang mengatakan bahwa para aktivis tidak memiliki agenda, perencanaan, ataupun program bagi kebangkitan umat”
·         Bila saja berbagai lembaga yang mengatasnamakan islam dan umat islam punya kesungguhan untuk menggali jati dirinya, mengkritisi lingkungannya, dan bercermin pada sejarahnya, selain Al-Qur’an dan Sunnah, niscaya buku ini sangat membaantu untuk berbagai macam tujuan, seperti perumusan visi misi, penyusunan rencana, program, dll.

Kata Pengantar Penulis
·         Buku ini dimaksudkan untuk menghadirkan gambaran yang sistematis dan integral tentantang pilar, pilar kebangkitan dengan menelaah konsep pembaharuan Hasan Al-Banna dan ditambah dengan analisis terhadap realitas yang terjadi semasa hidup Hasan Al-Banna
·         Analisis terhadap risala Bainal Amsi wal yaum, Al-Muktamarul Khamis, Al-Muktamarus Sadis, dan Nahwan Nuur dapat memberikan gambaran yang jelas tentang jalan menuju kebangkitan
·         Analisis tehadap risalah Da’watunna, Ila Ayyi Syaiin Nad’un Naas,  Al-Ikhwan Tahta Royatil Qur’an dan At-Ta’lim memberikan gambaran yang jelas tentang kerangka dasar jalan tersebut.
·         Analisis terhadap risalah Hal Nahnu Qoumun’amaliyyun dan Musykilatuna fi Dlauin Nizhamil Islami dapat memberikan gambaran yang jelas tentang contoh-contoh nyata proyek-proyek besar tersebut.
·         Isi buku ini mencakup mukadimah yang berisi tujuan dan sistematika pembahasan, bab pertama dibahas fokus kebangkitan, bab kedua dibahas unsur-unsur utama seruan kebangkitan dan bab ketiga dibahas pembentukn negara ideal yang sejalan dengan proyek kebangkitan, dan penutup yang membahas pilar-pilar kebangkitan secara terperinci, seperti yang tertuang dalam risalah Ikhwn Tahta Rayatil Qur’an.
MUKADIMAH
Bagia Pertama
MENGAPA TEMA INI DITULIS KEMBALI
1.       Target  pertama, memberikan gambaran yang integral tentang konsep pembaharuan Imam Syahid Hasan Al-Banna
Imam syahid Hasan Al-Banna berkata “Dakwah ini tidak akan serasi kecuali dengan orang yang telah memahaminya dari segala sisi.”
Ia juga berkata “Sesungguhnya setap umat atau kelompok yang ingin membina dan membangun dirinya serta berjuang untuk merealisasikan cita-cita dan membela prinsip-prinsip agama maka umat itu haruslah memliki kekuatan jiwa yang terekspresikan dalam beberapa hal, yaitu :
a.      Tekat membaja yang tidak pernah melemah (iradah)
b.      Kesetiaan abadi yang tidak mengenal sikap kemunafikan dan penghianatan (wafa’)
c.       Semangat berkorban yang tidak terkotori oleh ketamakan dan kebakhilan (tadhiyah)
d.      Pengetahuan dan keyakinan serta penghormatan yang tinggi terhadap ideologi yang diperjuangkan (ma’rifah), yaitu :
1)       Pertama, yang dapat menghindarkan kekeliruan pada ideolog
2)     Kedua, penyimpangan darinya
3)      Ketiga, tawar-menawar padanya
4)     Keempat, tertipu oleh ideologi yang lain
2.      Target kedua, menjelaskan aspek-aspek pembaharuan, pengembangan dan penyempurnaan yang dibutuhkan dalam sebuah kebangkitan
Imam syahid Hasan Al-Banna berkata, “Setiap masa mempunyai cara tersendiri dalam menulis sejalan dengan cara penduduk msa tersebut dalam memahami  dan mempelajari sesuatu. Karenanya, harus ada pembaharuan sejalan dengan kemajuan akal manusia dan perubahan metode riset, berfkir, dan mengambil kesimpulan.” (Risalah Da’watunna)
3.      Target ketiga, mempersembahkan bahan-bahan kajian ilmiah kepada para peneliti dan pengkaji konsep Imam Syahid Hasan Al-Banna
Hal ini menjadi sangat penting karena dakwah yang telah menyentuh jutaan manusia mendapat sambutan hangat dari para peneliti dan kritikus yang semakin hari kian bertambah. Bleh jadi sebagian dari mereka ada yag diberi taufiq oleh Allah untuk memberikan nasihat berharga yang sangat dibutuhkan oleh proyek kebangkitan yang besar tersebut. Dalam hal ini Imam Syahid Hasan Al-Banna berkata, “Tidak menjadi masalah jika seorang yang telah sampai kepadanya seruan dakwah ini dan mendengar atau membaca keterangan ini, menyampaikan pendapatnya kepada kita perihal tujuan, sarana, dan langkah-langkah kita, sehingga bisa mengambil yang baik dari saran-sarannya. Sebab agama itu adalah nasihat, bagi Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, bagi para pemimpin kaum muslimin, dan kalangan umum diantara mereka.” (Al-muktamar Khamis)
4.      Target keempat, memperdalam pemahaman kaum muslimin pada konsep pembaharuan dan kebangkitan
Pengetahuan tentang proyek kebangkitan sangat dibutuhkan oleh semua umat, terutama para aktivis d medan dakwah, sebab mereka adalah para pemimpin rombongan dan pemandu mereka.

Bagian Kedua
METODOLOGI RISET
1.       Tema Riset
Buku ini merupakan kajian analitis mengenai proyek kebangkitan Hasan Al-Banna yang dituturkan dalam risalah-risalahnya, memoar-memoarnya, kajian-kajiannya, sikap-sikapnya, dan segala aktivitasnya.
2.      Tujuan Rset
Seperti yang dijelaskan pada bagian pertama mukadimah.
3.      Bidang Garap dan Batasan Riset
Riset ini dikonsentrasikan pada contoh yang diutarakan langsung oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna, penulis tidak merujuk penafsiran yang dilakukan oleh orang-orang yang menulis tentang Imam Syahid Hasan Al-Banna, tetapi mencukupkan diri dengan penuturan singkat mengenai berbagai peristiwa yang dialami oleh ikhwan lalu mengaitkannya dan menjelasan makna-maknanya yang umum.
4.      Perangkat-Perangkat Riset
Riset ini bertumpu pada terhadap risalah-risalah Hasan AL-Banna dan perbandingan, penyesuaian serta pembahasan tokoh-tokoh yang sezaman dengan Imam Syahid Hasan Al-Banna, juga berpedoman pada ulasan-ulasan dan pelajaran yang diambil dari perjalanan dakwah.
5.      Riset-Riset Sebelumnya
Pada dasarnya riset ini hanya merujuk pada apa yang telah ditulis oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna. Akan tetapi, untuk memahami tulisan-tulisan berbobot tersebut secara lebih cermat, maka perlu merujuk pada kajian-kajian keislaman dan kajian-kajian dibidang lainnya seperti sejarah, politik, ekonomi, manajemen, pendidikan, perundang-undangan, psikologi, sosial, filsafat dan lainya.
6.     Kandungan Riset
Riset ini terdiri dari mukadimah, tiga bab utama dan penutup seperti yang dijelaskan pada kata pengantar.








BAB I
METODOLOGI PROYEK KEBANGKITAN

A.    PASAL PERTAMA : PRINSIP-PRINSIP PROYEK KEBANGKITAN YANG SISTEMATIS
Pengantar : Prinsip-Prinsip Kebangitan yang SIstematis
Kewajiban paling mendesak bagi para aktivis dakwah adalah mengetahui prinsip-prinsip yang mendasar persepsi Imam Syahid Hasan Al-Banna mengenai proyek kebangkitan. Pengenalan tersebut dapat menghantarkan kita pada : pengenalan pola pikir ilmiah yang sangat dibutuhkan oleh proyek kebangkitan, pengenalan terhadap sejauh mana kekurangan biang pemikiran terhadap upaya-upaya tarbiyah yang diharapkan dapat mendukung proses kebangkitan, mengendalikan gerakan dakwah menuju kebangkitan agar sejala dengan pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna, mengaitkan  pemikiran dan prinnsipnya yang paling mendasar, dan melindunginya dari arus pemikiran barat, memastikan keyakinan pada konsep gerakan kebangkitan dan kesehatan manhajnya dalam beramal, Meningkatkan loyalita gerakan kebangkitan, dari sekedar loyalitas emosional menjadi loyalitas secara akidah dan syariat, membangun pijakan bersama bagi para pemerhati seruan kebangkitan guna mendasari keputusan-keputusan mereka dalam berbagai bidang dakwah.
Bagian Petama : Merenungkan Tantangan yang Dihadapi Umat
Yang harus ita lakukan, tekun dalam memaparkan kondisi umat Islam dari berbagai aspeknya, mendiagosa penyakit-penyakitnya, dan mencari solusinya.
Bagian Kedua : Menganalisis Sejarah dan Realita
Sejarah merupakan “termina” kedua bagi para peneliti tentang kebangkitan,s ebab sejarah manusia merupakan gudang pengalaman manusia. Karena itu, orang yang bergerak untuk mengadakan perubahan sosial di masyarakat dan umatnya harus memahami sejarah agar terhindar dari kesalahan yang fatal.
Bagian Ketiga : Menyimpulkan Berbagai Peristiwa
Hasan Al-Banna dalam Risalah Hal Nahnu Qauman ‘Amaliyan mengatakan ada dua kelompok yang berkaitan dengan pembahasan ini. Pertama, orang yang mengkaji sejarah perjalanan berbagai bangsa dan tahapan-tahapan kebangkitannya, orang ini akan meyakin sepenuhnya pernyataan tersebut. Kedua, kelompok yang tida dianugrahi kesempatan itu.
Bagian Keempat : Cara Berinteraksi dengan Berbagai Pelajaran yang Disimpulkan
Syarat pertama dalam berinteraksi secara benar dan manhaj dengan sunatullah yang berlaku pada individu, masyarakat dan umat adalah pemahaman. Yakni harus memahami sunnah-sunnah dan pelajaran-pelajaran tersebut dengan pemahaman yang benar dan integral. Juga memahami cara beramal dengan undang-undang ilahi.


B.    PASAL KEDUA : ANALISIS HISTORS
Pengantar : Urgensi Analisis Historis
Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “ Jika anda mengkaji kembali sejarah kebangkitan berbagai bangsa, baik Barat maupun Timur, dahulu maupun sekarang, maka Anda akan menjumpai bahwa para pelopor kebangkitan dapat menua sukses karena memiliki manhaj tertentu yang menjadi acuan dalam kerja mereka…” (Risalah Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyun).
Bagian Pertama : Analisis Historis Islam
Imam Syahid Hasan Al-Banna fikrah islam dan tujuan-tujuan dalam Risalahnya Bainal Amsi Wal Yaum. Di risalah tersebut terdapat perincia yang detail dan cermat mengenai perkembangan yang dilalui umat islam mulai dari diutusnya Rasulullah SAW hingga runtuhnya kekuasaan politik umat islam setelah runtuhnya Daulah Utsmaniyah.
Dakwah atau fikrah Islam telah melaui tujuh periode seperti yang telah kami isyaratkan dan seperti yang telah dijelaskan Imam Syahid Hasan Al-Banna.
1.        Periode pertama : Proklamasi lahirnya dakwah yang komprehensif
2.      Periode Kedua : Beririnya negara islam yang pertama
3.       Periode ketiga : Mulai terurainya eksistensi negara islam
4.      Periode Keempat : Pergulatan dan Pertarugan Politik
5.      Periode Kelima : Pergulatan dan Pertarungan Sosial
6.      Periode Keenam : Kemenangan proyek barat dan hegemoninya terhadap peradaban islam
7.      Periode Ketujuh : Kesadaran dan Shahwah (Kebangkitan Islam)
Bagian Kedua : Analisis Hostoris Kebangkitan Umat
Kebangkitan akan tercapai jika semua itu tunduk pada manhaj yang telah jelas langkah-langkahnya.
Bagian Ketiga : Analisis Historis Gerakan Pembaharuan dan Kebangkitan
Sangat bermanfaat apabila gerakan kebangkita mengkaji, menganalisis, dan mencermati pengalaman pergerakan-pergerakan kebangkitan lainnya, baik yang telah berlalu ataupun yang masih eksis, sebab hal itu dapat memberikan pelajaran dan nasihat.
C.    PASAL KETIGA : ANALISIS TERHADAP REALITA
Mukadimah : Keharusan Menganalisis Realitas
Aktivis yang ingin menangani persoalan-persoalan umatnya harus memahami betul Fiqih Waqi.
Bagian pertama : Analisis Kualitatif
Agenda pokok yang akan dihadapi oleh Ekspansi Kebangkitan. Imam Syahid Hasan Al-Banna memaparkan analisis kualitatif terhadap fenomena krisis yang menimpa umat begitu beragam dan menyerang seluruh aspek, bidang politik, bidang ekonomi, biang pemikiran, bidang sosial, undang-undang buatan manusia, dalam pendidikan, dan dalam bidang kejiwaan. Apakah yang diharapkannya, penjajahan dan perpecahan, riba dan dominasi perusahaan asing, ateisme, permisifisme, kebobrokan pendidikan dan pengajaran, kebobrokan hukum dan perundang-undangan, keputusasaan, kebakhilan, sikap banci dan pengecut, kekaguman pada musuh yang menyeret meraka untuk takid,
Bagian Kedua : Analisis Kuantitatif
Selain analisis kualiatif, Hasan Al-Banna juga meganalisis data kuantitatif. Dia sampai punya data riil perusahaan asing, data kaunttatif penduduk cacat, data kuanitatif masyaraat yang sakit, dll.
Dengan demikian kita dapat mengukur proses kebangkitan secara global maupun terperinci agar kita dapat membuat manhaj untuk membebaskan masyarakat dari bencana dan kemalangan dan menentukan yang terbaik untuk melaksanakan proyek kebangkitan serta model-model pengembangan yang berkesinambungan.
D.   PASAL KEEMPAT : PRESIKSI KEBANGKITAN KEMBALI
Mukadimah : Persiapan Menuju Kebangkitan
Setelah melakukan analisis yang mendalam terhadap sejarah, aalisis kritis terhadap realitas, dan mengetahui posisi penyakit umat,  maka yang menjadi keharusan adalah beramal untuk mengubah realitas dan menyelamatkan umat.
Bagian Pertama : Prediksi Kebangkitan
“Sesungguhnya tugas kita adalah memimpin dunia dan membimbing seluruh manusia menuju sistem dan ajaran islam, yang tanpa islam manusia tidak akan mendapatkan kebahagiaan (Risalah Ila Ayi Syaiin Nad’un Nas)
Indikasi-Indikasi Adanya Kebangkitan
Imam Syahid Hasan Al-Banna mengutarakan empat bukti kemungkinan kebangkitan umat
1.        Bukti pertama : Perspektif Sosial
“Para pakar ilmu sosial menyatakan bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin dan mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari.” (Risalah Ila Ayyi Syaiin Nad’un Naas)
2.      Bukti Kedua : Perspektif Sejarah
“Kebangunan semua bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan sesuatu yang sering membuat orang yang melihatnya beranggapan bahwa tercapainya apa yang mereka cita-citakan adalah suatu kemustahilan. Tetapi dibalik anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan, ketenangan dalam melangkah telah mengantarkan bangsa-bangsa yang tumbuh dari kelemahan dan hanya memiliki sedikit sarana itu mencapai kejayaan seperti yang direncanakan oleh para pelopornya.” (Risalah Ila Ayi Syaiin Nad’un Nas)
3.       Bukti Ketiga : Perspektif Logika
Imam Syahid Hasan  Al-Banna mengatakan, Ada dua pandangan pasif yang dapat melahirkan sebuah hasil dan dapat mengarahkan dengan kuat dan benar hati orang yang memiliki ghirah untuk beramal. Pertama. Meskipun jalan ini sangat panjang dan berliku, tetapi tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh untuk membangun sebuah kebangkitan secara benar dan pengalaman telah membuktikan kebenaran pandangan ini. Kedua, seseorang yang bekerja harus berniat untuk menunaikan kewajiban terlebeh dahulu, setelah itu berniat untuk mendapatka pahala di akhirat, dan untuk mendapatkan manfaat. Hal ini juga ditegaskan dalam Al-Qur’an (QS. Al-A’ra : 164-165)
4.      Bukti Keempat : Perspektif Agama
Ada beberapa teks Al-Qur’an maupun AL-Hadist yang memberikan kabar gembira tentang adanya kebangitan yang semuanya dapat menenangkan hati dan menghilangkan keraguan,
E.     PASAL KELIMA : BEBERAPA PELAJARAN DARI SEJARAH
Bagian Pertama : Kaidah-kaiah Kebangkitan
Kaidah-kaidah terpenting yang tidak boleh dilupakan oleh orang-orang yang mengusung kebangkitan, yaitu :
1.        Fikrah Dasar
(QS. Al-A’raf : 157)
2.      Kekuatan Motivasi
(QS. Ar-Ra’d : 11)
Nabi SAW menanamkan tiga perasaan dalam jiwa para sahabatnya hingga jiwa-jiwa itu bersinar dan terbentuk Tiga perasaan itu adalah :
a.      Keimanan pada keagungan risalah (QS. Az-Zukhruf : 43, QS. An-Naml : 79, QS. Al-Jatsiyah : 18, QS. An-Nisa : 65)
b.      Kebangaan dalam mengemban risalah (QS. Ali-Imran : 110, QS. Al-Baqarah : 143, QS. Al-Hajj : 78)
c.       Optimis terhadap dukungan dan pertolongan Allah (QS. Al-A’raf : 128, Qs. Al-Anbiyaa’ : 105, QS. Al-Hajj : 40, QS. Al-Mujailah : 21, QS. Yusuf : 12, QS. Ar ruum : 47, QS. Al-Qashash : 5)
3.       Perubahan Diri
(QS. Ar-Ra’d : 11)
4.      Syarat-syarat Berawalnya sebuah Kebangkitan
a.      Kesi Tekat membaja yang tidak pernah melemah (iradah)
b.      Kesetiaan abadi yang tidak mengenal sikap kemunafikan dan penghianatan (wafa’)
c.       Semangat berkorban yang tidak terkotori oleh ketamakan dan kebakhilan (tadhiyah)
d.      Pengenalan, keimanan dan penghargaan kepada prinsip yang dapat menghindarkan dari kesalahan, penyimpangan, sikap tawar, menawar, dalam masalah prinsip, serta tidak terttipu dengan prinsip lainnya.
5.      Pilar-pilar Keberhasilan Fikrah (Para Pemuda)
“Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala teuh keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan siap beramal maupun berkorban dalam mewujudkannya. Keempat hal itu merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda. Oleh karena itu, sejak dahulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan setiap umat, rahasia kekuatan pada setiap kebangkitan dan pembawa bendera setiap fikrah. (Risalah Ilasy Syabab).
6.      Penyiapan Kader
“Kader adalah rahasia kebangkitan berbagai umat. Sejarah umat adalah sejarah para kader yang militan dan memiliki kekuatan jiwa serta kehendak. Sesungguhnya kuat atau lemahnya suatu umat diukur dari sejauh mana kesuburan umat tersebut dalam menghasilkan kader-kader yang memiliki sifat kesatria. (Risalah Hal Nahnu Qauman ‘Amaliyyun).
7.      Tuntutan-tuntutan Kebangkitan yang Paling Mendasar
Hal-hal yang dibutuhkan sebuah kebangkitan  yaitu : Tujuan yang jelas, manhaj yang jelas untuk mencapai tujuan yang dicanangkan, para aktivis yang menerapkan manhaj, para pengikut yang beramal sesuai dengan manhaj dan melanjutkan apa yang telah dibangun.
8.      Standar Aktivitas Dakwah
Imam Syahid Hasan Al-Banna menyatakan, “Sesungguhnya tujuan akhir dan hasil yang sempurna tidak akan tercapai kecuali setelah : Meluasnya promosi (opini umum), banyaknya pendukung (jaringan), solidnya pembinaan (pendirian berbagai lembaga). (Risalah Al uktamar AL-Khamis)
9.      Pergolakan Manusia
“Kondisi menghendaki agar kita hidup dalam sebuah generasi yang tumbuh dtengah-tengah umat yang saling bertikai dan berebut kekuasaan sehingga muncul slogan ‘siapa yang kuat dia menang’. (Risalah Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyu)
10.   Prediksi dan Peluang
“Sesungguhnya masa akan melahirkan peristiwa-peristiwa besar, peluang akan menghampiri kerja-kerja besar, dan dunia menunggu seruan kalian yaitu seruan petunjuk, kemenangan dan kesejahteraan untuk menyelamatkan alam dari pederitaan yang melilitnya. (Risalah Al-Muktamar Al-Khamis)
11.     Pergiliran da pergantian peradaban
Islam menyatakan bahwa negara dan peradaban akan runtuh bila penyakit-penyakit peradaban telah membesar hingga menjadisebuah fenomena. Seperti pada QS. Muhammad :38.
12.    Tujuh pilar Kebangkitan
a.      Ketinggian Cita-cita optimisme
b.      Bangga dengan tanah air da sejarah yang agung (izzah)
c.       Kekuatan, Persiapan, Keprajuritan (Al-Quwwah)
d.      Ilmu yang luas (Al-Ilmu)
e.      Akhlak mulia dan jiwa besar (Al-Khuluq)
f.        Harta dan Perekoomian (Al-Maal)
g.      Penataan Individu, Keluarga, umat, Bangsa, Pemerintahan, dn Hubungan Internasiona (Nizham)
Bagian Kedua : Cara Berinteraksi Dengan Kaidah-Kaidah Kebangkitan
Janganlah sekali-kali membenturkan diri dengan kaidah-kaidah alam karena kaidah-kaidah alam itulah yang akan menang. Tetapi taklukkanlah dia, pergunakanlah dia, rubahlah arusnya, dan manfaatkanlah sebagiaannya untuk mendayagunakan yang lainnya lalu tunggulah saat kemenangan tiba. Sungguh ia tidaklah jauh darimu. (Risalah Al-Muktamarul Al-Khamis)
Menurut penulis, proyek kebangkitan tersebut ditegakkan diatas dua pilar utama yaitu dakwah (penataan potensi operasional) dan Daulah (Eksistensi Politis).






































BAB II
DAKWAH PADA PROYEK KEBANGKITAN

A.    MUKADIMAH : SERUAN UNTUK MENGULANG KEMBALI KEBANGKITAN
Demi masa (kejayaan dan kehancuran) itu telah kami pergilirkan diantara manusia 9agar mereka mendapatkan pelajaran” (QS. Ali-Imran : 140)
Wahai ikhwan, Allah menghendaki agar kita mewarisi tugas yang sangat sarat dengan berbagai konseuensi ini, agar cahaya dakwahmu bersinar di tengah-tengah kegelapan dan Allah mempersiapkan kalian untuk meninggikan kalmat-Nya, memenangkan syariat-Nya, dan menegakkan kembali ajaran-Nya.” (Risalah Bainal Amsi wal Yaum)
B.    PASAL KEENAM : PRINSIP-PRINSIP DAN KARAKTER DAKWAH
Bagian Pertama : Dasar Pemikiran Islam
Sejak permulaan dakwah, Hasan Al-Banna menegaskan bahwa referensi dakwah yang paling tinggi adalah islam.
“‘Sibghah (celupan) Allah dan siapakah yang lebih baik sbghahnya daripada Allah?’ (QS. AlBaqarah : 138) . Dan bahwa dunia membutuhkan dakwah ini dan segala yang ada di dalmnya memuluskan jalannya. (Risalah Bainal Amsi Wal Yaum)
Oleh karena itu, fikrah kita adalah fikrah islam yang murni, diatas islamlah fkrah itu tegak, kepadanya fikrah itu bersandaar, untuknya fikrah itu berjihad, dan dalam rangka menegakkan kalimahnyalah fikrah itu beramal. (Risalah Ilas Syabab)
Bagian Kedua : Karakteristik Fikrah/Pemikiran
1.        Rabbaniyah
2.      ‘Alamiyah (Universal)
3.       Tamayyuz (istimewa)
4.      Syumul (Menyeluruh)
5.      Ilmiah
6.      “Aqlaniyah (Rasional)
7.      Istiqlaliyah (independen)
8.      ‘Amaliyyah (Aplikatif)
9.      Wasathiyah (Moderat)
Bagian Ketiga : Legalitas Sejarah
1.       Poin pertama : Manhaj Dakwah yang pertama
“Sesungguhnya, kami berusaha agar dakwah  kami senantiasa meniti langkah atas manhaj dakwah generasi pertama. Kami menginginkan dakwah kontemporer ini menjadi gema dan perpanjangan tangan dari dakwah geerasi pertama yang diserukan Rasulullah SAW, “ (Risalah Dakwatunna fi /Thaurin Jaid)
2.      Poin Kedua : Kebangkitan Fikrah Islam
Kita ingat lagi sejarah singkat umat islam yang telah dibahas tadi.
“Sebagaimana invasi politik berpengaruh dalam menumbuhkan semangat nasionalisme, maka tirani sosal juga akan membangkitkan fikrah islam, hingga bergemalah suara dari berbagai penjuru yang menuntut kembali kepada Islam, memahami hukum-hukumnya, dan merealisasikan sistemnya.” (Risalah Bainal amsi wal yaum)
Bagian Keempat : Ekspansi Peadaban
1.       Poin pertama : Pewaris Peradaban
a.      Kita adalah pewaris peradaban yang agung
b.      Kita adalah pemilik peradaban prinsip utama dan akhlak kasih sayang yang adil
(Risalah Dakwatunna fi Thaurin JadidI)
2.      Poin Kedua : Pembangkit Peradaban
a.      Kita adalah pembangkit peradaban (Risalah Dakwatunna fi Thaurin JadidI)
b.      Menghidupkan peradaban adalah kewajiban yang tidak ditawar-tawar lagi (Risalah Hal Nahnu Qaumun ‘Amaliyyun)
c.       Gerak peradaban tidak akan berhenti (Risalah Dakwatunna fi Thaurin JadidI)
C.    PASAL KETUJUH : REFERENSI PROYEK KEBANGKITAN
Pengantar
Islam adaah ajaran yang sangat luas meliputi beragai kelompok dari kaum muslimin. Kelompok-kelompok itu terkadang berseakat, terkadang berselisih pendapat. Melihat hal itu Imam Syahid Hasan Al-Banna tidak memiarkan masalah yang sangat berbahaya itu berkembang pada awal munculnya kebangkitan. Karena itu, beliau mengajukan proyek terpadu kepada Al-Azhar Asy Syarif tentang tema-tema hukum terpenting yang terkat dengan berbagai kelompok umat.
1.        Referensi dan tolak ukur
Hasan Al-Banna Menegaskan bahwa frame refeensi atau tolak ukur yang menjadi rujukan kita adalah Al-qur’anul Karim.
2.      Prinsip-prinsip pemahama (ushulul Fahmi)
Dua puluh prinsip ini mendekatkan dua pendapat yang bebeda, ditinjau dari aspek keilmuan, maka ia sejaln dengan kebenaran
Bagian Pertama : Manhaj I’tiqodi (Prinsip dalam Memahami Aqidah)
1.        Prinsip tetang syumuliyatul islam
2.      Prinsip dalam memahami ayat-ayat sifat
3.      Prinsip tentang bahaya pengkafiran
4.      Prinsip tentang tawasul dan doa
5.      Prinsip tentang klaim mengetahui yang ghaib
6.     Prinsip tentang bid’ah
7.      Prinsip tentang bid’ah di kuburan
8.     Prinsip tentang kewalian, Karomah dan Aqidah yang Benar
Bagian Kedua : Manhaj Ushuli (Prinsip dalam Memahami Ushul Fiqih)
9.     Prinsip tentang referensi
10.  Prinsip tentang pendapat para ulama
11.    Prinsip tentang dalil-dalil hukum yang tidak diakui
12.   Prinsip tentang Ijtihad dan Taqlid
Bagian Ketiga : Manhaj Fiqih (Prinsip dalam Memahami Fiqih)
13.    Prinsip Tentang Perbandingan Berbagai Amal
14.   Prinsip Tentang Pelaksanaan Pendaoat Imam
15.    Prinsip Tentang Larangan Berpecah Belah dalam Agama
16.   Larangan Mendalami Hal-hal yang Tidak Untuk Diamalkan
17.    Bid’ah yan Tidak memiliki Sandaran dalam Agama
Bagian Keempat : Manhaj Umum (Prinsip-prinsip Umum)
18.   Berhati-hati terhadap adat yang salah dan tidak tertipu oleh berbagai istilah
19.   Kaitan Antara Pandangan Syariat dan Akal
20.  Bidang garap pandangan Akal
D.   PASAL KEDELAPAN : TUJUAN DAKWAH
Bagian Pertama : Tujuan (Ghayah) Utama Dakwah
Ghayah adalah tujuan terakhir yang ingin diraih oleh seseorang sehingga tiada tujuan lagi setelah itu. Ghayah (tujuan) manusia dalam hidup ini adalah merealisasikan maksud diciptakan manusia, yaitu “penghambaan” atau “beribadah” kepada penciptanya Allah SWT.
Bagian Kedua : Risalah (Misi) Dakwah
Misi dakwah seperti dinyatakan  oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna, teringkas dalam empat poin berikut :
1.        Membebaskan umat dari belenggu politik yang melilitnya dan mulai membangun kembali
2.      Meghadang (memerangi) peradaban materialis
3.       Menegakkan sistem isylam yang syamil
4.      Memimpin dunia dan membimbing umat manusia
Bagian Ketiga : Sasaran-sasaran Dakwah
1.       Misi pertama, Ibadah dan Melakukan Kebajikan
a.      Tujuan Jangka Pendek yang Mencakup
1)       Memperbaiki Pribadi (Individu)
2)     Membangun Keluarga
3)      Membimbing Masyarakat
2.      Misi Kedua, Jihad untuk Menegakkan Syariat Islam
b.      Tujuan jangka panjang yang mencakup :
1)      Memperbaiki pemerintahan
2)     Mengembalikan kekhilafan
3)      Mencapai tampuk kepemimpinan
4)     Kepeloporan (Ustadziyah)
E.     PASAL KESEMBILAN : UNSUR-UNSUR DAKWAH
Bagian Pertama : Tahapan-tahapan Perangkat Dakwah
1.       Tahap Lintasan-lintasan Pikiran
“Lintasan-lintasan pikiran itu senantiasa muncul lalu menjadi sebuah ungkapan jiwa dan munajat ruhiyah” (Risalah Al-Muktamarul Khamis)
2.      Tahap Perekrutan Kemudian Penataan
Tahapan lintasan pikiran dan upaya-upaya personal itu berkembang hingga menjadi tahap perekrutan kemudian tahap penataan.
3.      Tadarruj dan Tahapan-Tahapannya
“Adapun tadarruj (bertahap), konsentrasi pada tarbiyah, dan kejelasan langkah dalam dakwah Ikhwanul Muslimin, maka hal itu karena Ikhwanul Muslimin yakin bahwa setiap dakwah itu harus melalui beberapa tahapan. Tahap promosi, pengenalan, dan penyampaian fikrah kepada khalayak dari berbagai tingkatan sosial. Tahap (fase) pembinaan yaitu, seleksi terhadap pengikut, penyiapan kader, tahap kedua yaitu membentuk barisan yang kokoh bersama para obyek dakwah. Kemudian tahapan “tanfidz”  (mobilitas) yaitu kerja dan berkarya. Terkadang ketiga tahapan itu berjalan secara beriringan karena kesatuan dakwah dan kuatnya keterkaitan diantara semua tahap teresbut. (Risalah Al-Muktamar Al-Khamis)
Rangkuman tentang Konsep Hasan Al-Banna Mengenai Tahapan-Tahapan Aktivitas Dakwah
Kita dapat menyimpulkann bahwa marhalah (tahapan) dakwah setelah tahapan lintasan pikiran dan perekrutan, menurut Hasan Al-Banna sebagai berikut :
1.        Fase ta’rif (promosi dan pengenalan)
2.      Fase takwin (penyiapan dan pembentukan)
3.       Fase Tanfidz (amal dan mobilitas)
4.      Fase Daulah (pembentukan beberapa negara yang memiliki referensi dan dasar pijakan yang sama)
5.      Fase persiapan menuju khilafah
6.      Fase pengembalian eksistensi kenegaraan atau khilafah
7.      Fase Ustadziyah (Kepeloporan Dunia)
Bagian Kedua : Perangkat-perangat Dakwah
1.       Perangkat Dakwah Utama
“sesungguhnya perangkat-perangkat umum dakwah kita tidak berubah, tidak berganti dan tidak lebih dari tiga hal yaitu : iman yag mendalam, pembinaan (takwin) yang sermat, dan amal yang berkesinambungan” (Risalah Bainal Amsi Wal Yaum)
2.      Perangkat-perangkat Haraki
a.      Perangkat pertama : Dakwah dan Penjelasan (Nasihat dan Bimbingan)
b.      Perangkat Kedua : Tarbiyah (Penyiapan dan Pembinaan Kader)
c.       Perangkat ketiga : Aktivitas Politik
d.      Perangkat keempat : Jihad (Kewajiban yang terus berlaku)




Bagian Ketiga : Kebijakan-kebijakan Dakwah
1.       Pengertian
Kebijakan adalah prinsip-prnsip yang mengendalikan segala aktivitas dan kaidah-kaidah yang terkait dengannya, yang berfungsi untuk menterjemahkan titik awal dan arahan-arahan sehingga menjadi langkah-langkah konkret dan yang dapat mengarahkan jalan pergerakan menuju sasaran yang diterapkan.
2.      Motif-motif Kebijakan
Pernyataan-pernyataan Imam Syahid Hasan Al-Banna tentang kebijakan-kebijakan dakwah dapat ditemukan dalam beberapa risalahnya dengan tema yang beragam. Ia memilih sebuah kebijakan setelah melakukan analisis obyektif terhadap realita yang ada. Karenanya, kebijakan-kebijakannya selalu sejalan dengan proye kebangkitan yang diutarakannya kepada umat.
3.      Kebijakan-kebijakan Umum Dakwah
Kenijakan-kebijakan umum dakwah hasil ijtihad Imam Syahid Hasan Al-Banna dibangun atas dasar realitas yang sezaman dengannya. Kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
a.      Menjauhi titik-titik khilafiyah dalam bidang fiqih
b.      Menjauhi dominasi para tokoh dan pembesar
c.       Menjauhi organisasi-organisasi dan partai-partai, ketika dimasa awal-awal dakwah
d.      Bertahap dalam melangkah
e.      Mengutamakan aspek amal daripada propaganda dan iklan.
f.        Memprioritaskan dakwah kepada pemuda sebab mereka adalah rahasia kebangkitan umat

F.     PASAL KESEPULUH : BANGUNAN TARBIYAH DALAM DAKWAH

Bersambug..

Dapatkan bukunya dengan harga diskon disini https://www.tokopedia.com/tokobukupelangi/pilar-pilar-kebangkitan-umat

4 comments: