Kontribusi

Setiap klik iklan yang ada pada blog, berarti anda sudah turut berkontribusi dalam pengembangan blog ini

Saturday 22 June 2019

Aku bangga bukan karena anakku ranking 1

Fenomena akhir semester (terima raport). Pada musim terima raport, banyak sekali orang tua yang post2 raport anaknya di medsos, apalagi jika anak tersebut ranking 1. Tentunya ada kebahagiaan dan kebanggaan sendiri bagi Orang tua yang anaknya mendapat ranking.

Ada banyak pro dan kontra tentang perankingan ini. Apapun alasan mereka, aku hari ini bahagia, bukan karena anakku ranking 1.

Sebagai seorang yang pernah berkecimpung dibidang pendidikan, tentunya aku tahu sedikit setidaknya seluk beluk tentang pendidikan. Dan aku juga menerapkannya dalam mendidik anak2ku.

Bagiku, ranking itu tidaklah begitu penting. Yang terpenting adalah anakku memahami pembelajarannya dan dapat mengaplikasikan ilmunya, hingga
memunculkan kreativitas dengan pengetahuanya itu. Istilah pendidikannya dia bisa berfikir dari C1-C6 lah.. hehehe (harapan yang terlalu tinggi)

Back to judul, hehehe.. apa sih yang buat aku bangga?
Ini coba lihat catatan di raport anakku.

Dulu sebenarnya ga ingin menyekolahkan anak di TK. Cuma Anis seperti kurang pandai bergaul dengan teman2, akhirnya diputuskanlah untuk sekolah.

Semester satu masih penyesuaian kali ya, jadi masih belum pandai bergaul. Kata bu guru, Anisnya pendiam.
Di lingkungan rumah, kebetulan sebelahan dengan warung, jadi sering rame. Kalau tmn2 anis ada di dekat warung, kami membiarkan bahkan menyuruh anis untuk main. Tapi pas tmn2nya beranjak dari warung dan pindah tempat main, anis memang gak pulang, cuma nongkrong di rumah emak  yang punya warung. Kami sebagai orang tua senang, karena anak gak main jauh2.😄😄😄😄

Semester 2 ini ada perubahan. Malah catatan raport anis, isinya banyak karena MAIN.

Berarti tujuan kami menyekolahkan dia berhasil. Hehehehehe....