Konsep akhlak dalam Islam berangkat dari konsepsinya tentang hubungan manusia dengan Allah, yaitu hubungan penciptaan. Allah telah menciptakan manusia dan selanjutnya Allah disebut Al-Kjaliq dan manusia disebut Al-Makhluk. Hubungan penciptaan ini menuntut komitmen untuk mensyukuri nikmat penciptaan dengan sifat dan perilaku yang benar, sesuai dengan yang dikendaki oleh Penciptanya. Dalam kerangka itu, Allah menurunkan sistem akhlak itu kepada mereka melalui nabi dan rasul-rasul-Nya. Akhlak Islam menyatu dengan seluruh sistemnya. Ia ada dalam akidah dan akhlaknya. DIriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa rasulullah saw. bersabda :
"Aku diutud tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Baihaqi)
Akhlak ini harus selalu ditunjukkan dalam berinteraksi dengan Allah, dengan rasul, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan alam semesta
1. Akhlak Kepada Allah
Inti dari akhlak manusia kepada Allah adalah beribadah kepada Zat yang telah menciptakannya dan beriman kepada Kitab SuciNya.
"Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariat : 56)
Hal ini dapat diwujudkan dengan beriman kepadaNya, menjalankan perintah-perintahNya, dan menjauhi larangan-laranganNya.
2. Akhlak Kepada Rasul
Rasulullah telah memberikan contoh terbaik bagaimana mengimplementasikan sistem akhlak. Kewajiban muslim adalah berterima kasih kepadanya dengan cara mengimani, mengikuti ajaran yang dibawanya, menaati dan meneladaninya.
3. Akhlak Kepada Diri Sendiri
Allah telah memuliakan manusia dengan melebihkan dirinya di atas makhluk lain. Statusnya sebagai manusia mengharuskan orang untuk memuliakannya. Kalau orang lain saja wajib memuliakannya, tentu ia sendiri lebih patut untuk memuliakan dirinya sendiri. Karena itu, seorang muslim tidak boleh menghinakan, merendahkan dan meremehkan dirinya sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi hal-hal yang dapat merugikan.
Status dan kedudukan manusia di hadapan muslim berbeda-beda sesuai dengan kedekatan hubungan dengan dirinya. Kedekatan ini dapat dilihat dari berbagai segi. Ada yang dekat karena akidah, dekat dilihat dari sisi nasab, karena hubungan pertetanggaan, karena aspek kesukuan, kebangsaan, profesi dan sebagainya. Yang paling dekat di antara mereka adalah yang memiliki kedekatan akidah. Merekalah yang paling berhak atas perlakuan baik darinya, barulah menyusuk kedekatan yang lain.
5. Akhlak Kepada Alam
Hewan, tumbuhan, dan benda-benda matipun mendapat sentuhan akhlak Islam secara prporsional. Rasulullah saw. bersabda bahwa Allah telah mewajibkan berbuat ihsan kepada segala sesuatu, di antaranya bahkan kepada musuh sekalipun.
Hakikat pembinaan akhlak adalah membersihkan diri dari sifat-sifat tercela lalu menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji.
Jasiman, Lc. 2018. Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah. Solo : Era Intermedia. halaman 219-222
No comments:
Post a Comment