Kontribusi

Setiap klik iklan yang ada pada blog, berarti anda sudah turut berkontribusi dalam pengembangan blog ini

Thursday, 30 July 2020

Satu Tahun Channel Buku Harian Anis di Youtube

Setahun lebih sudah usia channel ini. Pertama kali upload tanggal 26 Juli 2019 dan sekarang tanggal 30 Juli 2020. Alhamdulillah tetap masih diurus meskipun blm konsisten upload. Banyak kendala terutama anak bayi ini sudah mulai tumbuh sekarang, serta lincah kesana kemari, harus dengan penjagaan ketat.

Latar berlakang mengapa memilih memulai youtube. Kalau gak salah akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018, dapat info kalau blog tu bisa dimonetisasi. Sebenarnya dapat info monetisasi itu udah lama, tapi dapat info yg lebih jelas sekitar waktu itu. Saya punya blog sejak tahun 2009. Namun blognya gak pernah diurus. Memposting tulisan hanya sesekali, maklum gak terlalu berbakat dalam menulis. 

Setelah mengetahui bahwa blog bisa dimonetisasi, di awal2 tahun 2018 saya ikut mendaftar adsense untuk blogspot milik saya. Sempat beberapa kali gagal mendaftarkan adsense untuk blog saya, sekitar 2 kali gagal kalau gak salah, yang ketiga baru berhasil. Alasannya seingat saya karena postingan masih sedikit dan ada juga postingan yg cuma baru judul aja. 😄😄😄 inspirasi hanya sebatas judul.

Saya dapat email pemberitahuan bahwa Adsense blog saya diterima itu tanggal 11 September 2018. Sejak saat itu di blog saya ada iklannya. Kalau iklan di klik lumayan, kalau cuma ditayangin aja sedikit banget. Tapi setelah berbulan-bulan, ga dapat jg sampai 10 dolar. Saya melihat youtuber bahkan youtuber yang masih kecil2, punya penghasilan yang lumayan dari youtube. Akhirnya sekitar pertengahan tahun 2018 beli buku tentang youtuber. Ingin belajar serius. Di awal tahun 2018 sebenarnya sudah punya akun youtube untuk toko buku pelangi, tetapi kurang terurus dan belum banyak tahu seluk beluk dunia peryoutuban. Setelah beli buku, bukunya langsung dilahap habis, namun eksekusi juga belum mulai. Niat mulai pas cuti mengajar untuk melahirkan. Desember 2018 akhir semester ganjil, setelah bagi raport, aku mengajukan cuti untuk satu semester genap ini. Mengapa cuti? Karena tahun di semeseter genap 2017/2018 aku pernah keguguran, beban mengajar di semester genap lebih berat karena harus membantu anak2 persiapan UN. Lagian jadwal anak2 UN itu sekitar bulan april, dan perkiraan melahirkan juga akhir april atau awal mei. Jadi khawatir terputus di tengah jalan, lebih baik sudah menyerahkan ke yang lain sejak awal semester.

Sudah mulai cuti januari 2019, ternyata belum eksekusi juga buat youtube. 😄😄😄
Ternyata rencana tak seindah pelaksanaannya. Banyak tantangan gaess...

Akhirnya sekitar pertengahan tahun 2019, di bulan juli. Aku mulai menggarap youtube, pertama pakai akun email sendiri, terus buat akun Buku Harian Anis, ternyata nama di email juga berubah jadi buku harian Anis. Padahal itu email yang sering dipakai untuk kegiatan-kegiatan resmi. Akhirnya buat lagi akun youtube dengan email yang sama, tapi kita bisa menambah/membuat akun youtube baru. Video di akun lama belum dihapus, kemudian di upload lagi ke akun youtube baru. Tiba2 akun youtube barublangsung di suspend sama youtube, benar2 gak bisa kembali. Sebelumnya gak tau kalai reupload tanpa edit itu gak boleh. Maklum pendatang baru. Akhirnya buat lagi akun youtube baru, dengan nama sama "Buku Harian Anis" dengan terlebih dahulu menghapus video yg telah diupload di akun email utama. Dan itulah dia akun youtube yang sampai sekarang udah berusia setahun. Meskipun pergerakannya lambat dan merayap, saya sangat bersyukur, inilah aktivitas saya sekarang. Akhirnya setelah cuti mengajar 1 semester, saya resign mengajar untuk semester berikutnya, karena saya butuh waktu yg lebih banyak di rumah.  Dek erin mulai besar dan kata orang jambi tu lasak. Jadi kalau saya mengajar, abianya gak bisa kerja. Model pendidikan di HS tempat saya mengajar, setiap guru punya jadwal berbeda, bahkan bisa mengajar sampai sore bahkan beberapa kali pernah sholat magrib di masjid dekat rumah murid. Dulu waktu anak masih satu, masih bisa menyesuaikan, sekarang dua, apalagi yang seperti dek erin itu jadi sulit. Mungkin bisa bagi orang lain, tapi aku lebih memilih di rumah dulu untuk sekarang dan membiarkan suamiku yg lebih fokus mengurus usahanya.

Saya sangat berterima kasih untuk teman-teman yang udah mau subscribe dan nonton channel ini. Semoga channel ini bermanfaat seperti yg dicita-citakan ketika akan membuat channel ini. Apa cita-citanya, akan saya ceritakan ketika sudah tercapai.😊😊

Sunday, 12 July 2020

Homeschooling Anis dengan Orang Tua sebagai Guru Tunggal Berakhir dan Saatnya mulai ke Sekolah

Sabtu 11 Juli 2020
         Kami sekeluarga keluar bersama yang kedua kalinya pasca menyimpan diri di rumah sejak pertengahan maret 2020. Pergi kali ini ke SD Teteh Anis untuk Tes Psikologi dan Tes Mengaji.
         Keluar pertama waktu itu liburan 3 hari ke villa (red, pembaca setia blog ini akan ngerti). Tak disangka, padahal hari itu masih PSBB Proporsional hari terakhir (26 Juni 2020), jalan-jalan ramai sekali, dan di beberapa ruas jalan terjadi kemacetan. Bahkan saat tgl 28 Juni kami menelpon Salah Satu Saung Apung di Cihampelas KBB, untuk reservasi tempat, makan2 kecil2an di tengah waduk sambil merayakan ulang tahun pernikahan, ternyata penuh. Padahal saung apung ini termaduk yang besar di kelasnya. Memang saat itu jam makan siang, kalau kesana agak sore mungkin bisa, tapi kami memutuskan membatalkan karena ngeri juga kan masih zaman corona gini, dan sudah ada banyak orang yang kesana. Dikira akan sepi, ternyata tidak.
      Balik ke cerita Anis. Dulu Anis masuk TK Juli 2018 saat berumur 4 tahun 1 bulan, April 2019 sudah wisuda. Sengaja waktu itu 1 tahun aja, dan saat 5 tahun ingin disekolahkan di Kuttab Al Fatih. Bulan Januari 2019 daftar ke Kuttab Al Fatih, ikut rangkaian seleksi yang panjang. Saat mau wisuda TK, sempat ragu juga mau diikutkan atau tidak, soalnya pengumuman kelulusan kuttab mundur terus. Akhirnya Anis ikut wisuda aja, Guru TK Anis sempat bilang, "gpp nanti kalau gak lulus dusana, mau sekolah disini, sekolah aja disini lagi". Setelah Anis wisuda, pengumuman kuttab, gak lulus. Sempat kecewa, tapi kembali berfikir, itu sudah takdir. Akhirnya kami menerima dengan lapang dada. Dan soal sekolah, akhirnya kami memutuskan homeschooling aja di rumah, toh sudah juga ikut wisuda dan punya fotonya. 
          Mau tau nggak kenapa sempat kecewa karena gak masuk Kuttab. Karena Kuttab tu sangat diidam2kan oleh kami selaku kedua orang tua. Karena apa? Karena sistem pendidikannya sesuai dengan visi dan misi kami. Pendidikan Akhlak terutama yang sangat kami harapkan. Karena di Kuttab itu Adab Sebelum Ilmu. Dan juga iman sebelum Al Qur'an. Bagi kami ini cocok sekali, karena adab dan iman ini pondasi. Tergerusnya masalah adab sekarang ini tentunya sedikit banyak mungkin kita semua pernah merasakan. Maka sekolah di Kuttab bagi kami menjadi solusi untuk masalah adab anak2 muda zaman sekarang, dan terutama untuk anak2 kami juga.
      Homeschooling
      Homeschooling ini butuh kerja ekstra dari kedua orang tua, butuh meluangkan waktu dan lain-lain. Meskipun kadang-kadang Anis sudah bisa belajar mandiri. Soal kemandirian, kami sudah lama diajarkan, sebelum sekolah TK, sudah bs membersihkan BAB dan BAK sendiri, bahkan mandipun sudah lama sendiri. Karena bibit2 kemandirian memang terlihat dari kecil. Soalnya dulu kalau mau apa2 dia mau sendiri, sebagai contoh sebelum 2 tahun dulu jika Anis mau minum susu ultra mimi, dia mau nusuk pipetnya sendiri, kalu ditusukin dia menangis.
        Anis itu menurutku cukup kratif dia butuh tempat bermain dan belajar yang lebih luas. Dia sangat suka jalan-jalan di alam. Dulu sempat ikut tes kepribadian pakai sidik jari Stiffin, katanya sih otak kanan lebih dominan. Bisa jadi sih, kayaknya matematika kurang menarik bagi dia. Tapi entahlah, barangkali karena masih kecil.
       Butuh Bantuan
       Setelah dievaluasi perjalanan HS srlama inim Dengan kesibukan kami sebagai orang tua, ditambah sudah ada adiknya, sang super duper yang butuh tenaga ekstra menjaganya. Cuma bisa tenang kalau dia tidur. Akhirnya kami merasa butuh bantuan. Butuh bahan belajar yang lebih variatif, sumber yang variatif, dll, maka gak cukup sepertinya kalau hanya orang tuanya sendiri yang mengajar sebagai guru tunggal. Jadi kami putuskan untuk mendapat bantuan dari sekolah. Bagi anak seperti Anis, sepertinya sekolah alam sangat menarik. Pasti seru kan ya??
      Tapi balik lagi ke keegoisan orang tuanya yg punya visi sendiri tentang pendidikan anaknya. Kami ingin Al Qur'an yang utama. Maka kami mendaftarkan Anis ke Pondok Qur'an. Pondok Qur'an ada SDnya, jadi kami daftarkan kesitu dengan harapan anak kami akan selalu dekat dengan Al Qur'an. Dengan berbagai pertimbangan juga memilih SDQu, melihat juga ada kelas yang seperti saung seperti sekolah alam, dll.
      Yayasan sekolah al quran ini sepertinya lebih dikenal dengan nama pondok qur'an, karena SMPQu dan SMAQu nya boardingschool. SDQu juga ada yang boarding nanti kelas 4. Sepertinya untuk level SD masih bisa memilih, mau boarding atau nggak. Yang membuat kami tertarik adalah dari pagi sudah belajar Al Qur'an dulu sebelum belajar yg lain, ini merupakan pembiasaan yang baik sejak dini.
       Soal biaya masuk, SDQu 2 kali lipat dibanding Kuttab, SPP bulanan hampir sama. Tapi yakin aja, insyaAllah tiap anak ada rejekinya. Jadi bismillah aja, berusaha menyekolahkan anak di tempat yang sama visi dan misinya. Semoga visi dan misi bisa tercapai. Aamiin..
      Dengan menitipkan pendidikan di sekolah bukan berarti pendidikan di rumah terputus. Karena sejatinya Orang Tua adalah Guru Pertama (By Webinar Mendongeng).